Jumat, 23 September 2011

tugas 1 kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN


Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan
dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan
bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

BAB II
ISI

Sebuah survei baru mungkin membantu menyelesaikan perdebatan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun antara set buatan sendiri - apakah pengusaha yang lahir atau dibuat.
Putusan: lahir. Setidaknya itulah menurut survei yang dilakukan oleh Sekolah Universitas Northeastern Kewirausahaan Teknologi .
Hampir dua pertiga dari pengusaha mengklaim mereka terinspirasi untuk memulai perusahaan mereka sendiri dengan keinginan bawaan mereka dan tekad, bukan oleh pendidikan mereka atau pengalaman kerja.
Hanya 1 persen dari lebih dari 200 US pengusaha yang disurvei dikutip pendidikan tinggi sebagai motivator yang signifikan terhadap memulai usaha mereka sendiri, sementara 61 persen dikutip mereka "drive bawaan." Motivator lain yang dikutip adalah pengalaman kerja (21 persen) dan keberhasilan rekan-rekan kewirausahaan dalam industri mereka (16 persen).
"Hasil survei menunjukkan masalah besar dalam dunia akademis saat ini: lembaga pendidikan tinggi tidak cukup mempersiapkan siswa untuk karir dalam kewirausahaan, " Paulus Zavracky , dekan Fakultas Teknologi Kewirausahaan mengatakan, dalam sebuah pernyataan.
Sementara keterampilan kewirausahaan dapat diajarkan, hasil survei menunjukkan bahwa keinginan untuk menjadi seorang pengusaha biasanya tidak. Melainkan, sebagaimana 42 persen responden survei mengatakan mereka meluncurkan usaha pertama mereka di masa kanak-kanak , tampaknya seolah-olah semangat giat ditemukan dalam diri individu, tidak dikembangkan oleh pengalaman individu.
Tiga puluh tiga persen responden meluncurkan usaha pertama mereka antara usia 18 dan 30 ; 13 persen antara 30 dan 40, dan hanya 12 persen memulai bisnis pertama mereka setelah usia 40.
Survei juga menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha yakin tentang keberhasilan usaha pertama mereka. Tiga puluh dua persen mengatakan mereka tidak takut bahwa usaha mereka tidak akan berhasil, sementara 42 persen memiliki ketakutan tertentu, tetapi dicirikan diri mereka sebagai percaya diri. Hanya 14 persen mengatakan mereka mengalami rasa takut yang signifikan bahwa usaha pertama mereka akan gagal, sementara 12 persen mengatakan takut gagal tertunda lompatan mereka ke kewirausahaan.
Entrepreneurship bisa diajarkan bagi mereka yang mempunyai bakat. Kalau mereka lahir tanpa bakat, memang susah. Ini seperti menjadi penyanyi, perlu punya bakat. Masalahnya, di Indonesia, begitu banyak orang mempunyai bakat terbuang sia-sia karena tidak dididik dengan baik. Saya kira paling tidak ada 10% orang Indonesia yang berbakatmenjadi entrepreneur. Tetapi, karena tak pernah dididik, dilatih, dan diberi kesempatan; mereka tidak berhasil menjadi entrepreneur.Ada kalanya sejak kecil sudah terlihat. Ada kalanya ketika dewasa baru terlihat. Bisa saja ketika sekolah di tingkat dasar ia seperti biasa-biasa saja. Tetapi, saat dirinya sekolah menengah, kemampuan entrepreneurship-nya muncul.

BAB III
PENUTUP

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah
bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang
yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan
pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu
diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan
tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara
baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa
bersifat sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa
moneter dan kepuasan pribadi.


BAB V
REFERENSI

1. http://www.google.co.id/search?q=pendahuluan%20kewirasahaan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np

2. http://www.google.co.id/search?q=KEWIRAUSHAAN&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np

Tidak ada komentar:

Posting Komentar